gadisberjilbab:
Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang lalim itu mendapat siksaan yang pedih.
Ayat di atas adalah gambaran al-Qur’an mengenai ucapan iblis kepada manusia ketika perkara hisab telah diselesaikan di akhirat kelak. Di sini iblis atau setan dengan tegas menyatakan bahwa dirinya tidak berkuasa mengajak manusia kepada perbuatan dosa. Iblis hanya dapat menyeru, merayu, mengajak, merekomendasikan perbuatan jahat atau dosa kepada manusia perbuatan jahat. Selain itu, iblis tidak memiliki kekuasaan mutlak. Jadi, jika ada manusia yang berbuat dosa semua, mengacu pada ayat di atas, hal itu bukan karena salah iblis atau setan, melainkan kesalahan dan kebodohan manusia itu sendiri.
Bukan salah setan jika kelak banyak manusia mendapat azab di neraka. Bukan salah setan jika praktek kemaksiatan menjamur di dunia ini. Setan sendiri sesungguhnya tidak membenarkan perbuatan maksiat dan mempersekutukan Allah SWT jika mengacu pada ayat di atas.
Dalam al-Qur’an sudah dijelaskan dengan begitu gamblang, bahwa manusia dalam kehidupannya di dunia memiliki musuh, yaitu setan. Dengan demikian, jika saat ini banyak manusia yang mengikuti “jalan” setan. Sesungguhnya hal tersebut dikarenakan kebodohan manusia sendiri yang tidak mau menyadari seruan al-Qur’an tentang posisi setan bagi manusia.
Jika kita mampu menyadari di mana posisi setan terhadap manusia, sejatinya kita juga harus waspada terhadap bisikan-bisikannya. Waspada terhadap cabang-cabang jalan kehidupan di atas dunia; mana jalan yang lurus menuju Allah SWT, dan mana jalan yang melenceng dari Allah SWT. Hal ini untuk mengantisipasi agar kita tidak terlambat menyadari kelalaian dan kebodohan kita pada hari akhirat kelak. Karena itu, jadikanlah setan sebagai musuh dengan mengabaikan seruannya. Dan, berupayalah mencari jalan lurusnya Allah SWT, agar diri kita selamat dalam mengarungi hidup di dunia dan mendapat kebahagiaan abadi di akhirat. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar